Minggu, 26 Oktober 2008

"Amalkan Lima Nasehat Guru"

Wawancara dengan Maksum Saputra (Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya, Jawa Barat)


Amalkan Lima Nasehat Guru;
Sejuta Orang Bergabung ke TQN di Jakarta

Bagaimana perkembangan tarekat Abah Anom saat ini?
Al-hamdulillah perkembangan terus maju, bahkan banyak orang bertanya-tanya. Jadi saya kebetulan ada di Jakarta ada yang nanya dari Palembang, Jambi, Bandung. Kebetulan saya dan teman-teman bilang kalau bapak mau belajar silahkan ke Pesantren Suryalaya untuk dapat bimbingan zikir. Abah Anom ada di Suryalaya. Kalau umpama Anda ada di Jakarta Barat, misalnya, silahkan hubungi Kiai Shaleh, yang dipercaya Abah Anom..

Ada berapa jumlah jemaah Tarekat Qadariyah Nahsyabandiyah (TQN) di Jakarta?
Sekitar satu juta di seluruh DKI

Kegiatannya apa saja?
Kegiatannya di setiap tempat, jadi kegiatannya sifatnya harian, mingguan, bulanan. Kalau kegiatan harian sesuai dengan tuntunan Al-Quran yaitu banyak berzikir pada Allah. Untuk mendapatkan ini kita perlu bimbingan dari Mursyid yaitu Abah Anom, yang nama lengkapnya Syaikh Shahibul Wafa Tajul Arifin Bin Nur Muhammad. Beliau dilahirkan 1 Januari 1915. Abah Anom masih hidup.

Beliau kan sudah terbatas, penggantinya sementara siapa?
Pelaksana hariannya adalah KH. Zainal Arifin Anwar atau sebagai tangan kanannya untuk dakwah Kiai Abdul Gaus Syaifullah Maksum di Ciamis. Selain itu juga ada orang kepercayaan Abah Anom di lembaga dakwahnya, yaitu Kiai Cecen Badul Ashab itu di Sukabumi.

Pusat kegiatan di Jakarta di mana?
Di Islamic Center (Tanjung Priok). Untuk Jakarta ada lebih kurang 150 tempat untuk kegiatan khataman (wirid mingguan) dan manaqiban. Yang mengikuti kami di Jakarta itu bukan ustaz dan para kiai, tapi mantan preman. Mereka ke rumah pingin belajar, ya dibina dengan zikir. Alhamdulillah sadar.

Dari kalangan artis?
Ya dari kalangan artis juga ada, yang aktif di tempat kami antara lain Ulfa dan Titiek Puspa. Mereka mendapatkan pengetahuan tentang tarekat Naqsyabandiyah justru tambah khusyuk, ibadahnya tambah mantap. Terutama anak-anak mantan narkoba. Pada jam 02.00 dini hari itu mereka bangun langsung mandi, namanya mandi taubat. Setelah mandi, ngambil wudu’ langsung shalat. Pertama salat taubat dulu. Setelah shalat taubat dia salat tahajjud minimal 12 rakaat dan setelah itu salat hajat minimal 6 rakaat. Setelah salat hajat langsung salat istikharah, salat tasbih minimal 4 rakaat, terus salat daf’il bala’, dan wirid sampai subuh.

Ada sumbangannya?
Tidak ada. Kalau mau sedekah, silahkan. Karena ada lima mutiara dari guru kami. Pertama, jangan benci ulama yang sezaman. Dua, jangan menyalahkan ajaran orang lain. Ketiga, jangan mencampuri urusan orang lain. Empat, jangan mengambil sikap walaupun disakiti orang lain. Lima, harus menyayangi orang yang membenci kamu. Dengan adanya pedoman seperti itu, maka banyak yang bergabung, termasuk mantan-mantan preman dan orang-orang yang selalu bermasalah.
Mashudi Umar

(Dipublikasikan di Majalah Risalah NU, No.10/Thn II/1429 H)

2 Komentar:

Pada 8 April 2009 pukul 23.12 , Anonymous hudaya organization mengatakan...

Salam kenal sesama ikhwan TQN Suryalaya.

Artikel yang menarik dan ternyata ikhwan TQN di Jakarta 1 juta orang (ternyata banyak ya)

 
Pada 22 Februari 2019 pukul 22.08 , Blogger Sopian hadi mengatakan...

Assalamualaikum,ikhwan Cibinong Bogor hadir

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda